Kamis, 26 Mei 2011

kencan remaja

Ani seorang gadis belia yang baru duduk di kelas 3 SMP. Tetapi pada usia segitu ia telah mempunyai pacar, sebuah “cinta monyet” tentu saja. Suatu hari, ketika mereka sedang kencan di rumah Ani pada malam Minggu , pacar Ani mencium bibir Ani dengan pelan. Celakanya, kejadian ini kepergok ibu Ani dan ibu Ani merasa agak “shock”. Ia merasa putrinya masih terlalu kecil untuk melakukan kegiatan tersebut. Ia lansung memarahi Ani. Ibu Ani takut jika kegiatan ini akan berlanjut ke kegiatan seksual. Ani pun protes. Sebab menurutnya, ciuman dari pacarnya itu hanya sebuah ungkapan kasih sayang dan bukan rasa nafsu. Selain itu ia merasa telah cukup dewasa untuk “dicium” oleh kekasihnya. Baik Ani maupun ibunya merasa bingung akan definisi kencan yang pantas.
Usia belasan tahun adalah fase kritis dalam perkembangan mental dan fisik manusia. Usia remaja adalah fase dimana anak-anak mulai tumbuh, mereka mengembangkan keinginan untuk memiliki independensi dan ingin mengeksplorasi segala hal. Mereka ingin menjawab pertanyaan dasar, “Siapa Aku?”.
Disinilah orang tua dapat berperan besar dengan membuka pintu komunikasi selebar-lebarnya. Sebab dengan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak, segala masalah yang sering terjadi pada masa remaja itu akan terpecahkan. Di bawah ini ada beberapa tip agar orang tua dapat berdiskusi secara baik dengan anaknya.
1. Apa arti kencan itu sebetulnya? Tanya anak anda, apa definisi kencan menurutnya dan beri juga definisi anda. Katakan kepada anak anda mengenai aturan yang telah anda tetapkan dalam relasi anak anda dengan pacarnya. Misalnya anda tidak mau anak anda pergi ke luar kota berdua saja walaupun siang hari. Hal yang paling pokok dalam menerapkan aturan ini adalah, orang tua harus konsisten dan jelas dalam menerapkan aturan yang telah ditetapkannya apapun isinya.
2. Perilaku apa yang dapat diterima? Seperti contoh Ani dan ibunya diatas. Ibu Ani merasa keberatan Ani berciuman dengan pacarnya. Masalah sebenarnya adalah bukan hanya sekedar ciuman saja tetapi adalah komunikasi yang jujur dan dapat dipercaya antara ibu-anak. Biasanya pada fase usia belasan tahun (adolescent), minat mereka terhadap masalah seks mulai timbul. Orang tua dapat mendiskusikan masalah tentang seks dan hubungan intim dengan anak mereka. Perhatikan juga reaksi mereka. Jika terlihat anak anda merasa tidak nyaman, jangan beri mereka dengan monolog yang panjang. Jangan beri kesan bahwa anda sedang menegur/mengomelinya. Jika terlihat anak anda kelihatan berminat, langsung pembicaraan dipusatkan ke titik masalah. Misalnya seperti kasus Ani dan ibunya. Ibunya sebetulnya tidak usah lansung marah-marah tetapi ajak Ani berbicara secara hati ke hati. Katakan saja bahwa sebagai ibu ia merasa khawatir jika Ani membiasakan berciuman ketika kencan karena sebagai ibu ia khawatir kebiasaan tersebut akan dapat membawa Ani ke aktifitas seksual yang lebih jauh.
Anak remaja, terutama remaja putri, harus tahu bahwa penghormatan terhadap dirinya adalah hal yang amat penting. Berbicara kepada anak remaja tentang tekanan-tekanan atau masalah yang sering terjadi di dalam pergaulan remaja seperti masalah seks, obat-obatan dan alkohol. Katakan kepada anak remaja anda, bahwa kalau mereka ingin identitas diri mereka tetap terjaga maka mereka harus menolak pengaruh negatif teman-temannya atau pacarnya. Landasan moral dan agama di dalam rumah tangga semestinya harus kuat. Jelaskan juga kebiasaan dan perilaku positif yang semestinya dilakukan oleh seorang remaja. Misalnya, seorang Ibu dapat menjelaskan bahwa bepergian ke luar rumah pada malam Minggu adalah hal yang wajar dalam berpacaran. Tetapi hal yang negatif seperti pulang larut malam (misalnya di atas jam 12 malam) berdua saja dengan pacar adalah hal yang kurang baik.


Sumber: Kencan Remaja | Gaya Hidup http://keluargacemara.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar